Multivibrator

Tags

Multivibrator berasal dari istilah yg dipakai oleh William Eccles serta F.W. Jorserta pada tahun 1919 untuk sirkuit tabung hampa yg dibuatnya.  Sirkuit elektronik yg dipakai untuk majemuk sistem dua keadaan ibarat Osilator, Pewaktu, serta Register. Bercirikan dua Peranti Penguat (Transistor, Tabung Hampa, Op-Amp, dll) yg dikopel-silang oleh jaringan Resistor serta Kondensator.
























Multivibrator Mendapatkan namanya sebab aba-aba kelebihan nya kaya akan harmonik.
Berosilasi antara  "HIGH" serta "LOW" untuk menghasilkan output yg berkesinambungan.

Active HIGH Jika perubahan negara terso dari "RENDAH" ke "TINGGI" di sisi kenaikan denyut nadi jam atau selama Clock Width nya.
Active LOW Jika perubahan negara terso dari "TINGGI" ke "RENDAH" di pulsa jam itu jatuh tepi.
Duty Cycle - Rasio Clock Width untuk periode jam.
Clock Width - Waktu di mana nilai sinyal clock sama dengan budi "1", atau TINGGI.
Clock Period - Waktu antara Transisi yg berurutan dalam arah yg sama,
yakni antara dua naik atau dua tepi jatuh.
Clock Frequency - Kebalikan dari Clock Period, Frekuensi = 1 / Clock Period


ASTABLE
Bentuk paling umum, yg menghasilkan gelombang persegi.
Umumnya mempunyai siklus bahkan 50%, bahwa 50% dari waktu siklus output yaitu "TINGGI" serta sisanya 50% dari waktu siklus output yaitu "OFF". Dengan kata lain, siklus untuk pulsa waktu astabil yaitu 1:1.


MONOSTABLE
Merupakan salah satu pengembangan oscliator tipe Relaksasi dengan pemicu (trigerred).
Memiliki satu kondisi stabil sehingga sering pun disebut sebagai One-Shot Multibrator 
Saat osilator terpicu untuk berubah ke suatu kondisi pengoperasian, maka pada waktu singkat akan kembali ke titik awal pengoperasian.

Konstanta waktu dari rangkaian sirkuit RC memilih periode waktu perubahan keadaan.

Rangkaian mempunyai dua kondisi yaitu kondisi Stabil serta kondisi Tak-Stabil.
Rangkaian akan Rileks pada kondisi Stabil ketika tidak ada pulsa.

Kondisi Tak-Stabil diawali dengan pulsa pemicu pada masukan.

Setelah selang waktu 0,7 R2C1, rangkaian multivibrator kembali ke kondisi Stabil.

Rangkaian Monostable Multivibrator tidak mengalami perubahan hingga ada pulsa pemicu yg tiba pada jalur Input Oscilator.

Pada ketika pertama kali sumber tegangan DC diberikan ke Rangkaian diatas. Awal tidak ada pulsa masukan pemicu, Q2 mendapatkan bias maju dari rangkaian pembagi tegangan R2, D1 serta R5. Harga R2 dipilih supaya Q2 mencapai Titik Jenuh. Resistor R1 serta R3 masing-masing menciptakan kolektor Q1 serta Q2 menerima Bias Mundur.

Dengan basis Q2 menerima Bias Maju, maka transistor menso Jenuh dengan cepat. Tegangan kolektor Q2 Drop kenilai sangat rendah serta terhubung ke basis Q1 melalui R4. Namun VB tidak cukup besar untuk menciptakan Q1 berKonduksi. Karenanya rangkaian akan tetap berada pada kondisi ini selama daya masih diberikan, sehingga rangkaian berada pada kondisi STABIL hingga ada sinyal picu (Triger) yg diberikan ke jalur input rangkaian.

Untuk memulai suatu perubahan, pulsa pemicu harus diberikan pada jalur input rangkaian monostable multivibrator. C2 serta R5 pada rangkaian masukan membentuk jaringan Deferensiator.

Tepi kenaikan (-Leading Edge-) dari Pulsa Pemicu menimbulkan tersonya anutan arus yg besar melalui R5. Setelah C2 mulai termuati Arus lewat R5 mulai menurun.

Saat Pulsa Pemicu itu hingga pada tepi penurunan (-Trailing Edge-), Tegangan C2 jatuh ke Nol. Dengan tidak asertaya sumber tegangan yg dikenakan pada C2 , Kapasitor akan terkosongkan melalui R5.

Karena pulsa dengan Polaritas berkebalikan terso pada tepi penurunan Pulsa Input. Pulsa Input kemudian berubah ke Positif serta Pulsa Negatif tajam (Negative Spike) muncul pada R5.

D1 hanya berkonduksi selama  terso negative spike serta diumpankan pada basis Q2. Ini memulai tersonya perubahan pada multivibrator. Gambar berikut merupakan diagram waktu antar pulsa pemicu serta keluaran yg dihasilkan Monostable Multivibrator.

Saat Basis Q2 pada rangkaian multivibrator monostable mendapatkan Negative Spike, ini akan membawa Transistor ke arah Cutoff. Dan akan menimbulkan Tegangan Kolektor Q2 naik dengan cepat ke nilai +VCC serta menciptakan Basis Q1 menso Positif.

Saat Q1 berkonduksi, sehingga resistansi sambungan kolektor-basis menso sangat rendah. Arus pengisian mengalir melewati Q1, C1 serta R2. Kaki R2 kepingan bawah menso Negatif tanggapan pengisian C1 serta menimbulkan Basis Q2 Negatif. Q2 tetap berada pada keadaan Cutoff. Proses ini akan tetap berlangsung hingga C1 terisi.

Arus pengisian lewat R2 kemudian akan menurun serta kepingan atas R2 menso Positif. Q2 secepatnya menjdi berkonduksi serta membawa Q1 Cutoff. Rangkaian kembali berubah pada kondisi STABIL serta akan terus dipertahankan hingga ada Pulsa Masukan Pemicu berikutnya.


BISTABLE
Jenis multivibrator yg mempunyai output dengan Dua Keadaan Stabil.
Pulsa Triger pada input rangkaian akan menimbulkan rangkaian diasumsikan pada salah satu kondisi Stabil. Pulsa kedua akan menimbulkan tersonya pergeseran ke kondisi Stabil lainnya.

Multivibrator Bistabil ini hanya akan berubah keadaan jikalau diberi pulsa triger sebagai input. Sering disebut sebagai Flip-Flop.

Output rangkaian akan lompat ke satu kondisi (Flip) ketika dipicu serta bergeser kembali ke kondisi lain (Flop) jikalau dipicu dengan pulsa triger berikutnya.

Rangkaian kemudian menso Stabil pada suatu kondisi serta tidak akan berubah atau Toggle hingga ada perintah dengan diberi Pulsa Triger.

Pada ketika pertama kali catu daya diberikan pada Rangkaian, maka Multivibrator diasumsikan berada pada suatu kondisi stabil. Salah satu transistor pada rangkaian akan berkonduksi lebih cepat ketimbang yg lain.

Apabila diasumsikan Q1 pada Rangkaian berkonduksi lebih dahulu ketimbang Q2. Tegangan kolektor Q1 akan turun dengan cepat. Sambungan pribadi antara Kolektor serta Basis menimbulkan penurunan tegangan pada Q1 serta turunnya arus IB serta IC. VC dari Q2 pada Rangkaian akan naik ke harga +VCC .

Tegangan ke arah Positif ini tersambung kembali ke basis Q1 melalui R3. Ini menimbulkan Q1 semakin berkonduksi serta sebaliknya mengurangi konduksi Q2. Proses ini berlangsung terus hingga Q1 jenuh serta Q2 Cutoff. Rangkaian akan tetap pada kondisi stabil ini.

Untuk memulai perubahan kondisi pada output  diperlukan pulsa triger.
PulsaNegatif yg diberikan pada basis Q1 akan menciptakan Q1 menso utoff.
Pulsa faktual yg diberikan pada basis Q2 menimbulkan transistor ini berkonduksi.

Apabila diasumsikan Pulsa Negatif diberikan pada basis Q1. Pada ketika kondisi ini, IB serta IC dari Q1 akan drop dengan cepat. VC dari Q1 naik ke harga +VCC . Tegangan ke arah faktual ini tersambung kembali ke basis Q2. IB serta IC dari Q2 akan naik dengan cepat.

Ini menimbulkan turunnya VC dari Q2. Sambungan pribadi VC melalui R3 menyebankan turunnya IB serta IC dari Q1. Proses ini berlangsung terus hingga Q1 Cutoff serta Q2 jenuh. Rangkaian  akan tetap pada kondisi ini hingga ada Pulsa Triger untuk berubah.


Multivibrator Circuit.pdf
PHY2028-11 Multivibrator - Practical.pdf
Transistor 2N3397 TO-92 Datasheet
CD4047BC Monostable_Astable Multivibrator Datasheet
HEF4047B Monostable_Astable Multivibrator Datasheet







Artikel Terkait